Permasalahan dan Solusi mengenai banjir yang melanda di Kampus Universitas Negeri Surabaya

 Oleh

Tri Indah Cahyani

(132094034)

            Banjir merupakan peritiwa atau rangkain peristiwa yang mengancam dan menggangu kehidupan dan penghidupan masyarakat sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda , dan dapat berdampak psikologis. Banjir terjadi karena peluapan sungai, atau pecahnya bendungan sungai. Banjir dapat terjadi dimana saja, ditempat yang tinggi maupun ditempat yang rendah.

            Dalam kaitannya dengan permasalahan, bahwa banir selalu menggenangi kampu Unesa diakibatkan oleh hujan besar dalam satu hari penuh dengan peluapan saluran air. Karena saat musim penghujan tiba di Kampus Unesa, hujan bisa terus-menerus turun sehingga airpun tersumbat oleh sampah-sampah dan kotoran bahkan limbah-limbah rumah tangga, maka banjir sudah tidak dapat terelakan lagi.
Akhirnya kampus Unesa membangun sebuah waduk untuk menanggulangi serta menampung luapan air hujan. Akan tetapi ketika waduk  tersebut telah selesai dibangun, dan ketika waduk tersebut telah selesai dibangun , dan ketika musim penghujan datang, masih saja terdapat dibeberapa kampus Unesa yang tergenang air. Ternyata meski dibangun suatu waduk untuk mencegah banjir tidak menutup kemungkinan Kampus Unesa selalu digenangi oleh air air setiap musim penghujan datang.

            Ada beberapa faktor penyebab bbbanjir di kampus Unesa sebagai berikut:

1. Pengaruh aktivitas manusia yaitu:

1. Pemanfaatan daratan banjir yang digunakan untuk pemukiman industri
2. Penggundulan hutan yang kemudian mengurangi resapan pada tanah dan meningkatkan larian tanah permukaan sehingga terjadi erosi yang mengakibatkan sedimentasi diteruskan sungai yang kemudian menggangu jalannnya air.
3. Pemukiman dan pembangunan didaerah daratan banjir dan pembuatan saluran air yang tidak direncanakan dengan baik yang mengakibatkan tidak lancarnya aliran sungai dan menimbulkan banjir.
4. Membuang sampah sembarangan dapat menyumbat saluran air terutama diperumahan.

2. Kondisi alam yang bersifat tetap seperti:

a.       Kondisi geografi yang berada pada daerah yang sering terkena badai atau siklon, misalnyabeberapa kawasan yang cekung.

b.       Kondisi alur sungai seperti kemiringan dasar sungai yang datar, berkelok-kelok, timbulnya sumbatan atau berbentuk sungai besar.

c.       Penurunan muka tanah atau amblesan yang dikarenakan pengambilan air tanah yang berlebihan menimbulakan muka tanah menjadi lebih rendah.

d.      Pendangkalan dasar sungai karena sedimentasi yang cukup tinggi

Dampak akibat banjir:

            Daerah daratan merupakan suatu daerah yang mempunyai peranan penting dan telah lama sesuai dengan peradaban dan kehidupan suatu bangsa. Segala aktivitas manusia didaerah daratan tersebut untuk memenuhi kebutuhan dan kemakmuran. Pembangunan terus-menerus dikembangkan baik transportasi, pemukiman, perumahan, komunikasi, sistem keairan, dll.

            Konsekuensi dari perkembangan infrastruktur  adalah perubahan tataguna lahan dari kondisi alam seperti hutan, tanaman bakau dan tanaman lainnya menjadi kondisi buatan manusia untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya.

            Karena perubahan tata guna lahan cenderung merubah saja tanpa memperhitungkan dampaknya maka salah satu kerugian banjir yang terus meningkat. Persoalan  banjir secara lebih detail tak sekedar perubahan teknis atau rekayasa namun merupakan persoalan multi aspek dan multi dimensi. Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor kunci meningkatnya persoalan banjir.

            Walaupun upaya-upaya pengendalian banjir telah banyak dilakukan, namun banjir masih terus meningkat. Karena sesuai teori perubahan tata guna lahan mengkontribusi penigkatan banjir puluhan kali sedangkan pengendalian banjir terutama dengan pembangunan fisik hanya mampu berkapasitas 2 sampai 3 kali saja. Sengan kata lain apabila tidak dilakukan dengan cara yang benar persoalan banjir tidak  akan pernah dipecahkan. Kerugian  akibat banjir pada umumnya relative dan sulit diidentifikasi secara jelas, dimana terdiri dari kerugian banjir akibat banjir langsung dan tidak langsung.

            Dampak banjir akan terjadi pada beberapa aspek dengan tingkat kerusakan berat pada aspek-aspek berikut ini ;

1.      Aspek penduduk, antar lain berupa korban jiwa/meninggal, hanyut, tenggelam, luka-luka, korban hilang , pengungsian, berjangkitnya wabah penyakit dan penduduk terisolasi.

2.      Aspek pemerintahan, antar alain berupa kerusakan atau hilangnya dokumen,arsip,peralatan dan perlengkapan kantor dan terganggunnya jalannya pemerintahan.

3.      Aspek ekonomi, antara lain berupa hilangnya mata pencaharian, tidak berfungsinya pasar trdisional, kerusakan, hilangnya harta benda, ternak dan terganggunya perekonomian masyarakat.

4.      Aspek sarana/prasarana, antara lain berupa kerusakan rumah penduduk, jemabatan, jalan, bangunan gedung erkantoran, fasilitas sosial dan fasilitas umum, instalasi listrik, air minum dan jaringan komunikasi.

5.      Aspek lingkungan, antara lain berupa kerusakan ekosistem, obyek wisata, persawahan /lahan pertanian, sumber air bersih dan kerusakan tanggul/ jaringan irigasi.

6.      Aspek sosial dan psikologis, banjir dapat menimbulkan dampak ketakutan trauma bahkan konflik sosial.

Solusi mengendalikan banjir sebagai berikut :

            Akan memberikan suatu upaya untuk mengendalikan banjir, jadi suatu cara-cara yang dapat digunakan sebelum musim penghujan datang agar dapat diantisipasi. Antara lain :

1.Pengendalian banjir

            Merupakan kegiatan perencanaan, pelaksanaan pekerjaan pengendalian banjir dan mengurangi atau mencegah adanya bahaya / kerugian akibat banjir.

            2.Penanggulangan banjir

Untuk menanggulangi terjadinya banjir yang dialami oleh Kampus Unesa meski telah membuat sebuah waduk penampungan itu saja tidak cukup untuk mencegah banjir, maka dibutuhkan cara penaggulangan sebagai berikut:

1.      Pengoptimalan sungai atau selokan.

Sungai ataupun selokan sebaiknya dipelihara dan dipergunakan sebagaiman mestinya.Sungai ataupun selokan tidak digunakan sebagai tempat pembuangan sampah yang dapat mengakibatkan penyumbatan aliran air. Kebersihan air dan derasnya arus harus dipantau setiap saat sekedar untuk mengamati jika sewaktu- waktu terjadi banjir.

2.      Larangan pembuatan rumah penduduk disepanjang sungai di daerah Unesa

Tanah dipinggiran sungai tidak seharusnya digunakan sebagai areal pemukiman penduduk . Selain dapat memicu banjir , juga tatanan pola masyarakat menjadi tidak teratur.

3.      Melaksanakan program tebang pilih dan reboisasi.

Pohon yang telah ditebang seharusnya ada penggantinya. Menebang pohn yang telah berkayu kemudian menanam kembali tunas pohon yang baru. Ini bertujuan untuk regenerasi hutan agar tidak gundul.

4.      Mempergunakan alat pendeteksi banjir sederhana

Untuk memantau tanda-tanda terjadinya banjir, dibutuhkan suatu alat pedeteksi banjir. Alat pendeteksi ini dibuat secara sederhana agar masyarakat mampu untuk membuatnya.

5.      Kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya.

Penting disini adalah kesadaran warga Kampus Unesa untuk selalu membuang sampah pada tempatnya. Karena selain untuk sebagai suatu keindahan lingkungan, juga dapat mencegah mencegah terjadinya banjir.

6.      Membersihkan saluran air di sekitar Kampu Unesa

Saluran air di Kampus Unesa sebaiknya rutin dalam semingggu sekali dipantau agar dapat mencegah banjir.

7.      Mengadakan bakti sosial untuk  membersihkan saluran –saluran air disekitar wilayah Kampus.

Baiknya seluruh warga Kampus baik itu mahasiswa, dosen dan karyawan mengadakan bakti yang dapat dilakukan sebulan sekali untuk membersihkan lingkungan Kampus khususnya saluran air dari pentumbatan akibat sampah dan kotoran.

8.      Menyediakan lahan berupa tanah untuk penyerapan air pada saat huajan.

Kampus Unesa seharusnya menyediakan suatu laha kosong unyuk penyerapan air dikalangan hujan. Karena saat ini pihak Kampus Unesa terus- menerus melakukan pembangunan untuk aktivitas kampus misalnya yang terbaru adalah memmbuat joglo ditempat makan.