Kembalikan Fungsi Perpustakaan

Oleh

Ani Dwi Yanti

(132094005)

Universitas Negeri Surabaya adalah salah satu universitas yang ada di Jawa Timur. Universitas Negeri Surabaya memiliki tujuh fakultas, yaitu Fakultas Ekonomi, Fakultas Ilmu Sosial, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas Bahasa dan Seni, serta Fakultas Ilmu Keolahragaan. Sedangkan fakultas Bahasa dan Seni atau yang biasa disingkat FBS merupakan salah satu fakultas yang ada di kampus UNESA Lidah Wetan. Seperti namanya, FBS merupakan gabungan antara jurusan bahasa dan seni. FBS memiliki delapan jurusan, diantaranya ialah Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Jawa, Bahasa Jepang, Bahasa Jerman, Bahasa Mandarin, Sendratasik, dan Seni Rupa Desain Grafis. Fasilitas yang dimiliki oleh FBS pun dari tahun ke tahun mengalami perbaikan, karena FBS ingin berbenah diri menjadi yang terbaik demi kanyamanan mahasiswanya. Dari bangunan gedung yang banyak mengalami renovasi, tempat parkir, taman, kantin, masjid, hingga kamar mandi umum.

Semuanya sedikit demi sedikit telah direnovasi dan kini hanya tinggal beberapa fasilitas yang tengah menunggu giliran renovasi.

Proyek renovasi yang menyapa fasilitas di FBS tentunya merupakan kabar baik bagi setiap warga fakultas. Tetapi, mari kita tengok bagaimana nasib ruang perpustakaan fakultas. Setiap lembaga pendidkan pasti menyediakan layanan perpustakaan di dalamnya. Baik itu ruangan dalam bentuk yang kecil ataupun luas dan megah. Perpustakaan yang di dalamnya berjajar rapi deretan buku-buku, baik itu buku pelajaran, buku cerita, ataupun artikel serta skripsi. Dari buku yang dapat dipinjam dan dibawa pulang ke rumah, sampai buku yang harus dilindungi dan tidak boleh dibawa pulang, misalnya saja skripsi. Kebanyakan orang beranggapan bahwa perpustakaan merupakan tempat yang nyaman dan tenang untuk membaca atau mencari referensi. Untuk itu seringkali terdapat larangan jangan berisik dan tidak boleh membawa makanan dan minuman ke dalam ruang perpustakaan.

Mari sejenak kita intip ruang perpustaakan FBS. Ruang perpustakaan FBS berada di gedung T11 lantai 2, dimana lantai 1 adalah kantin. Kantin yang tidak pernah sepi oleh pengunjung membuat suasana kantin selalu ramai, apalagi waktu jam makan siang. Mahasiswa berbondong-bondong mencari makanan dan minuman untuk mengisi perut mereka yang kelaparan atau hanya sekadar merokok dan berbincang-bincang dengan teman mereka. Tak jarang dosen-dosen pun mampir ke kantin untuk makan siang bersama rekan dosen yang lainnya. Melihat hal tersebut sudah dipastikan bagaimana riuhnya, ramainya kantin yang ada tepat di bawah ruang perpustakaan. Berjalan menuju ruang perpustakaan di lantai dua saja sudah sedikit membuat munculnya rasa enggan. Bagaimana tidak, kita harus berjalan menembus ramainya kantin dan menembus kepulan asap rokok. Sungguh suatu hal yang tidak mengenakkan.

Sesampainya di dalam ruang perpustakaan kita masih dapat mendengar sayup-sayup kebisingan dari kantin. Hal tersebut tentunya dapat membuat konsentrasi membaca kita buyar. Ada kebisingan dari luar, ada pula kebisingan dari dalam. Mayoritas pengunjung perpustakaan FBS selain mencari referensi skripsi ialah mempunyai maksud untuk mencetak dokumen atau memfotokopi dokumen. Sangat jarang kita melihat mahasiswa FBS rutin datang ke perpustakaan untuk membaca buku-buku referensi. Sehingga mereka yang datang untuk mencetak atau memfotokopi turut memberikan sumbangsih pada kebisingan yang ada di perpustakaan. Padahal telah nyata tertulis di depan pintu masuk bahwa pengunjung perpustakaan diharapkan untuk tidak berisik dan harus menjaga ketenangan yang ada di dalam perpustakaan.

Buku-buku referensi yang ada di perpustakaan tertata rapi dan telah digolongkan menurut jenisnya dan jurusannya sendiri. Akan tetapi masih ada saja buku yang terletak berserakan. Entah hal tersebut kesalahan dari mahasiswa yang setelah membaca lantas mengembalikan begitu saja, ataukah petugas perpustakaan yang lalai dalam pengelolaannya. Sehingga terkadang sangat sulit mencari buku referensi karena buku tersebut tidak ada di rak yang semestinya dan pergi entah kemana. Koleksi buku-buku referensi perpustakaan FBS pun terbilang masih kurang. Kita akan dengan mudah menemukan buku-buku referensi karya tahun 90’an, tetapi kita akan sangat kesulitan mencari varian buku-buku refensi terbaru. Buku referensi tahun 90’an terlihat sangat kusam dan tua, sampul buku pun telah banyak yang terkelupas. Kita hidup dijaman modern, dimana kemajuan berkembang secara pesat. Sehingga yang dibutuhkan mahasiswa adalah koleksi buku-buku referensi baru yang sejalan dengan masa kini dan yang telah mengalami perubahan. Tidaklah mungkin kita mencari referensi akan teori A, sedangkan yang ada di perpustakaan adalah buku referensi dengan teori Z. Sangatlah ketinggalan jaman. Janganlah sampai hal ini menjadi alasan utama bagi mahasiswa untuk malas datang ke perpustakaan FBS.

Meja baca yang ada dirasa telah menempati tempat yang strategis, dimana meja baca tersebut berada di tengah-tengah ruangan. Namun, yang sangat disayangkan lagi terkadang ada beberapa mahasiswa yang datang ke perpustakaan untuk berbincang-bincang dengan temannya dan membuat kebisingan tersendiri. Kesadaran yang ada dalam diri mahasiswa sangatlah kurang. Memang membaca merupakan budaya yang masih minim di Indonesia, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk saling menghormati antara sesama pengunjung dan membiasakan diri menaati peraturan yang telah ditulis dan jelas-jelas telah terpampang.

Hal tersebut sangat berbeda jauh dengan kondisi perpustakaan yang ada di tetangga FBS, yaitu FIP atau Fakultas Ilmu Pengetahuan. Letak perpustakaan yang jauh dari sumber kebisingan, ruangan yang nyaman dan sejuk, koleksi buku-buku referensi yang selalu up to date dan tertata rapi, serta ketenangan yang selalu terjaga. Menjadikan betah untuk berlama-lama membaca atau sekadar mencari bahan referensi di sana. Perpustakaan dirasa menjadi hal yang sangat diperhatikan di FIP. Karena gedung perpustakaan tersebut terbilang masih baru, sehingga dapat dibilang ruangan perpustakaan tersebut telah mengalami pemugaran.

Semoga proyek renovasi yang ada di FBS juga datang menghampiri ke ruang perpustakaan. Sehingga ruang perpustakaan dapat disulap menjadi sedemikian rupa bagi kenyamanan para pengunjungnya. Menempatkan perpustakaan ke tempat yang lebih strategis dan jauh dari pusat kebisingan, menambah luas ruangan, menambah koleksi buku-buku referensi, serta peningkatan kesadaran bagi para pengunjungnya. Semoga hal tersebut kelak membuat mahasiswa FBS menjadi rajin mengunjungi perpustakaan dan menjadikan membaca adalah kegiatan yang membudaya di FBS. Bukan hanya berkumpul dan berbincang-bincang tanpa tujuan dengan teman saja. Dengan demikian semoga fungsi perpustakaan dapat kembali sebagaimana mestinya. Dimana perpustakaan menjadi wadah bagi sumber pengetahuan dan menjadi tempat belajar yang nyaman dan menyenangkan untuk dikunjungi.