Keorganisasian
bagi Mahasiswa di
Universitas
Negeri Surabaya
Oleh
Ifamar Pralihadi Gandasari
(132094035)
Universitas Negeri
Surabaya, salah satu kampus terbaik di Jawa Timur. Kampus yang memiliki 7
Fakultas dan puluhan jurusan. Kampus yang memiliki banyak pengalaman
tersembunyi di dalamnya.
Saya Ifamar Pralihadi
Gandasari, mahasiswi Program study S1 Pendidikan Bahasa Jerman telah melewati 4
semester di kampus tercinta ini dengan penuh pengalaman yang didapat. Mulai
dari pengalaman PKKMB di Fakultas.
Pengalaman PKKMB
Fakultas, kami dibuat seperti tokoh wayang Anoman. Kami harus menahan malu
didepan teman-teman dari jurusan lain. Kami diberi tugas PKKMB yang berat.
Sebenarnya tidak seberapa berat tapi sangat memakan waktu dalam pengerjaannya.
Mengerjakan semua tugas hingga larut malam.
Pengalaman kedua yaitu
bergabungnya saya dalam organisasi intra kampus (DPM) Dewan Perwakilan
Mahasiswa. Di dalam organisasi tersebut saya menjabat sebagai anggota Sie
Humas. Hingga saat ini pun saya tidak tahu seperti apa fungsi Sie Humas. Karena
memang koordinator saya tidak pernah mengajak saya berdiskusi masalah Jobdesc
yang harus saya kerjakan. Saya lebih banyak bekerja membantu bendahara DPM
dalam menyelesaikan pekerjaannya. Saya berharap menjadi bendahara di tahun
kepemimpinan berikutnya. Harapan saya pupus ketika DPM dan BEM fakultas
dibekukan. Kini saya menjadi mahasiswa biasa yang kerjanya hanya kuliah
pulang-kuliah pulang.
Pengalaman ketiga
ketika saya bolos kuliah untuk mengikuti test Komando Wanita Angkatan Laut.
Banyak moment pelajaran yang saya tinggalkan. Hingga beberapa Ujian Tengah
Semester saya tinggalkan. Saya sedikit takut karena dosen tidak mau memberi
kesempatan untuk ujian susulan. Saya kira, saya tidak akan lulus pada mata
kuliah itu. Tetapi saya lulus, meski dengan nilai pas-pasan. Nilai minimal
sekali. Disitu semangat saya terpacu untuk belajar lagi dan belajar. Hingga
saya dapat menambah IP saya di semester 3.
Pengalaman ke empat
ketika saya memasuki semester 4. Disemester ini dosen banyak memberi tugas yang
banyak membuat saya bingung sendiri harus diapakan tugas ini. Dikerjakan tapi
kalau saya tidak paham dengan tugasnya mau bagaimana.
Pada semester ini saya
akan mencoba kembali untuk test Komando Wanita Angkatan Laut. Saya berharap
saya bisa lolos. Tapi rasa berat hati saya meninggalkan kampus ini sangat
terasa. Saya sangat mencintai kampus yang memberi saya berjuta-juta pengalaman
indah. Pengalaman yang mungkin tidak bisa saya dapatkan di kampus lain atau di
dalam dunia pendidikan Kowal. Bertemu dengan ribuan senior yang mengajarkan hierarki
di dunia perkuliahan. Dosen-dosen yang selalu mengingatkan saya.
Senior dari jurusan
lain yang mengajarkan bagaimana cara memelihara hubungan baik antar bagian
jurusan dalam ruang lingkup fakultas. Senior yang bisa merangkul layaknya
keluarga untuk kami yang notabene manusia perantauan untuk menuntut ilmu di
Ibukota Provinsi Jawa Timur.
Sebagai mahasiswa yang
berada pada semester yang katanya memiliki banyak ujian yaitu ujian ajakan
teman untuk main dan hura-hura, ajakan kakak tignkat untuk bergabung kembali
dengan organisasi kampus dan melakukan hal lain yang diluar konteks
perkuliahan. Karena pengalaman yang ditawarkan sangatlah berbeda. Akan tetapi
semua itu terhalangi jika teringat pesan dari orang tua yang harus
menyelesaikan perkuliahan dengan baik dan mendapat nilai yang diharapkan.
Peran orang tua tak
kalah pentingnya bagi mahasiswa yang sedang dalam proses kuliah. Apalagi
mahasiswa yang berada jauh dari orang tua, control orang tua di dalam proses
belajar tak seperti dulu ketika masih dibangku SMA. Dulu orang tua masih bia
melihat perkembangan dari nilai Ulangan Harian. Tapi sekarang orang tua hanya
dapat melihat kemajuan dalam belajar hanya lewat hasil IPK yang keluar setiap 1
semester sekali. Tentunya kepercayaan yang diberikan orang tua harus
benar-benar dijaga dan tidak boleh dipersalah gunakan. Karena orang tua telah
menaruh harapan besar kepada kita karena kita dibiayai untuk menimba ilmu di
kota orang supaya mendapatkan ilmu yang baik dan dapat berguan di masa depan.
Sebagai salah satu
wujud dalam proses mencerdaskan anak bangsa, mahasiswa memikul tugas berat
yaitu dengan mengurangi angka kebodohan dan berusaha mengurangi angka
pengangguran di Indonesia. Meningkatkan taraf hidup bermasyarakat juga menjadi
PR penting dan harus dilaksanakan bagi semua lapisan masyarakat terutama usia-usia
pembelajar seperti mahasiswa yang akan memasuki dunia kerja di luar sana.
Mahasiswa harus mempersiapkan masa depan untuk bertaruh dengan dunia yang
sangat kejam persaingannya. Persaingan mendapatkan dunia kerja yang semakin
sulit yang mengharuskan setiap generasi muda untuk dapat berjuang hingga ia
mampu mendapatkan pekerjaan yang ia inginkan.
Terdapat bermacam-macam
mahasiswa yang ada di dalam dunia perkuliahan. Ada mahasiswa yang rajin dan
tekun dalam waktu perkuliahan, sehingga ia mendapat IPK yang tinggi. Akan
tetapi ada pula sisi negatifnya yaitu biasanya mahasiswa yang rajin akan sulit
beradaptasi dengan dunia luar karena terlalu banyak belajar secara individu.
Lalu, ada mahasiswa dengan intensitas ketekunan dan rajinnya sedang yaitu
mahasiswa yang memiliki keseimbangan dalam belajar, kuliah, sosialisasi dengan
teman dan organisasi kampus. Jadi antara keaktifan mahasiswa di kelas dan
diluar kelas seimbang. Biasanya mahasiswa seperti ini memiliki IPK standar akan
tetapi ia memiliki kecakapan yang baik dalam bersosialisasi. Dan terakhir
adanya mahasiswa dengan intensitas belajar dan sosialisasinya rendah. Mahasiswa
seperti ini tergolong mahasiswa yang malas. Karena di dalam maupun di luar
kelas dia tidak memiliki keaktifan. Dan biasanya mahasiswa seperti ini memiliki
IPK yang kecil dan masa kuliahnya molor-molor. Jadi mahasiswa yang termasuk
dari jenis mahasiswa itu dapat dibedakan menjadi tiga.
Di dalam Universitas
Negeri Surabaya, khususnya pada Fakultas Bahasa dan Seni terdapat mahasiswa yang
bermacam-macam karakternya. Ada beberapa mahasiswa yang aktif sekali di dalam
organisasi setingkat fakultas dan jurusan, ada pula mahasiswa yang biasa-biasa
saja. Keaktifan mahasiswa juga sangat bermacam-macam. Adanya beberapa golongan
mahasiswa yang ikut organisasi luar kampus dan menjadi cerminan organisasi
dalam kampus kadang membawa pro dan kontra di kalangan mahasiswa sendiri.
Karena sekelompok mahasiswa tersebut ada yang menilai buruk dan ada yang
menganggap itu biasa saja.
Akan tetapi semua itu
masih tergantung individu masing-masing karena anggapan dan penilaian
masing-masing orang berbeda-beda. Ada mahasiswa yang kritis jadi sebegitu
memperhatikan mengenai roda organisasi intrakampus maupun ekstrakampus. Mahasiswa
yang tergolong mahasiswa kritis biasanya mahasiswa yang aktif dalam
keorganisasian intra maupun ekstra dan mereka juga sebagai pengamat barometer
perkembangan organisasi di sekitar mahasiswa.
Ada pula mahasiswa yang
tergolong mahasiswa tidak kritis, bukan berarti dia acuh terhadap dunia
organisasi kampus. Tetapi mereka biasanya lebih memetingkan prestasi dalam
belajar dari pada keaktifan organisasi kampus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar